Orang-orang sangat terpukul atas pembunuhan Utsman رضي الله عنه, dan seluruh sahabat, tanpa terkecuali, mengingkari hal itu, termasuk Ummul Mukminin, Sayyidah Aisyah رضي الله عنها, tentunya. Menentang dan menasehati penguasa tentu saja berbeda dengan aksi bersenjata menentang khalifah. Langkah menasehati penguasa adalah kewajiban syar'i yang harus dijalankan setiap muslim. Sedangkan menentang khalifah adalah tindakan menentang Allah, Rasul-Nya, dan khalifah Rasul.
Aisyah رضي الله عنها selalu menuntut Utsman رضي الله عنه , untuk bersikap istiqamah di atas manhaj Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam kebijakan politik. Demikian pula, pada hari itu ia menuntut untuk menghukum para penjahat yang telah membunuh Utsman رضي الله عنه . Ketika Aisyah رضي الله عنها ditanya terkait persoalan ini, ia menjawab, "Menurutku, mereka meminta Utsman رضي الله عنه bertaubat. Setelah Utsman bertaubat, mereka membunuhnya saat tengah puasa di bulan haram, di tanah haram, dan mereka mengambil harta haram. Demi Allah, satu jarai Utsman lebih baik daripada sepenuh bumi orang-orang seperti mereka."
Ummul Mukminin secara tegas menyampaikan bahwa tujuan ia keluar tidak lain adalah, untuk memperbaiki hubungan diantara sesama kaum muslimin. Ia menyatakan, "Aku mengharap pahala di dalamnya, inysa'Allah."
Banyak sekali pernyataan-pernyataan yang dikaitkan dengan Sayyidah Aisyah رضي الله عنها , semuanya dusta dan bohong. Mereka mengaitkan kata-kata berikut kepada Aisyah رضي الله عنها , "Bunuhlah orang tua bodoh itu, karena ia telah kafir."
0 komentar:
Posting Komentar